I dont need to know everything, I just need to know where to find it when I need It

Senin, 29 Mei 2017

KADIS TANBUN DAN DANDIM 0603 / LEBAK MENGGELAR GERAKAN PANEN RAYA PADI MUSIM TANAM 2017 DI KECAMATAN BAYAH

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, SST dan Komandan KODIM 0603/Lebak Letkol Arh. Syafa Susanto menggelar Gerakan panen Raya padi di Desa Sawarna Kecamatan Bayah pada hari kamis ( 26/05/2017). Hadir juga pada acara tersebut, Camat Bayah, Suyanto, SIP, Kepala Desa Sawarna, sejumlah pejabat Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Lebak dan para Kepala UPT pertanian dan perkebunan dari beberapa kecamatan di wilayah selatan.

Kepala UPT Kecamatan Bayah, Budiaty Harpiani, SP pada sambutan selamat datangnya menyampaikan bahwa gerakan panen raya tersebut dilaksanakan pada lahan tadah hujan seluas 40 Ha. Dimana untuk pengairanya mengandal kan air hujan (tadah hujan) untuk itu agar pesawahan ini tetap bisa di tanami, maka harus bangun lagi pipanisasi kurang lebih 2 km memanfaatkan sumber air sungai ciwedus.
Sementara Camat Bayah dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas digelarnya Gerakan panen raya padi di desa Sawarna ini. Dia berharap   agar semua petani di kecamatan Bayah dapat menerapkan tekhnologi di bidang pertanian,agar tidak kalah saing dengan yang kecamatan lain “Sawarna kan kategori desa wisata, yang sudah go international, kita sebetulnya bisa meniru di Bali ,lengkap ada wisata pantai ada  wisata pertanian (agro wisata) “ paparnya.
Lebih lanjut Camat juga mengatakan bahwa kabupaten Lebak siap untuk tetap mempertahankan swasembada padi,”apalagi bupati Lebak Ibu Hj. Iti Oktavia Jayabaya, begitu sangat peduli  terhadap pembangunan di kabupaten Lebak khusus nya pertanian makanya dalam rangka panen raya kali ini mengambil tema, gerakan panen raya padi kabupaten Lebak siap mempertahankan swasembada padi berkelanjutan” pungkasnya.
Komandan KODIM 0603/Lebak juga menyampaikan penghargaan dan rasa optimisme nya, bahwa swasembada padi berkelanjutan akan dapat terwujud di Kabupaten Lebak. Dia juga mengingatkan, masih banyak target yang harus di kejar khususnya target tercapainya swasembada jagung dan kedelai. Oleh karena itu dia mengajak agar semua petani mengoptimalkan seluruh potensi lahan yang ada. “TNI khususnya jajaran KODIM 0603/Lebak siap mendukung, mendampingi dan mengawal para petani demi terwujudnya swasembada padi jagung dan kedelai di Kabupaten Lebak.
Sementara itu kepala dinas pertanian dan  perkebunan kabupaten Lebak, Dede Supriatna, SST pada saat menyampaikan kata sambuta nya menghimbau agar para petani memanfaatkan lahan pertanianya semaksimal mungkin,dan memanfaatkan juga dengan bantuan yang telah di kucurkan.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak juga menyampaikan tentang Program SERGAP (SERAPAN GABAH) yang diluncurkan Pemerintah
"Gabah hasil petani bisa di jual ke Bulog. Bulog wajib membeli gabah milik petani dan Bulog saat ini sudah siap," ungkap dia.

Sesuai Permentan No 03/Permentan/PP.200/3/2017. Gabah Kering Panen (GKP) dengan kadar air 19-25, kadar hampa 7-10 dengan harga Rp 3.750/kg.

Selanjutnya gabah di luar kualitas dengan kadar air 26-30, kadar hampa 11-15 dengan harga Rp 3.700/kg.

Selanjutnya Gabah Kering Simpan dengan kadar air 15-18, maksimal 6 dengan harga Rp 4.150/kg. Gabah Kering Giling (GKG) dengan kadar air maksimal 14, kadar hampa maksimal 3, harga Rp 4.600/kg.
Ketua kelompoktani (POKTAN) Sawarna Tani, Lili Suheli merasa bangga sawah di kelompoktaninya dijadikan lokasi Gerakan Panen Raya Padi Musim tanam 2017 di Kabupaten Lebak. Dia juga berharap kedepan Pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten lebak dapat membantu memenuhi kebutuhan para petani di wilayah tersebut diantaranya saluran irigasi, pompa air dan saluran irigasi pipanisasi agar Indeks Pertanaman (IP) padi di wilayah tersebut dapat ditingkatkan (DEI) 

Rabu, 27 Oktober 2010

Menunggu Godot

Vladimir dan Estragon sepakat menunggu Godot. Mereka merasa tahu dengan Godot, tapi juga mengakui jika Godot datang mereka belum tentu bisa mengenalinya. Sambil menunggu, agar tidak bosan mereka makan, tidur, berbicara, berdebat, menyanyi, main kartu, memainkan topi, bahkan mencoba bunuh diri.

Kedua sahabat ini kerap bertengkar dan berdebat tak habis-habisnya. Vladimir misalnya, kadang-kadang kesal dengan kemampuan berfikir Estragon yang kurang, dan tanggapannya yang aneh-aneh dan 'ga nyambung'. Tapi walaupun begitu, perdebatan demi perdebatan mereka lakukan selama penantian mereka terhadap Godot. Vladimir dan Estragon selalu berdebat akan sesuatu yang tidak jelas.

Mereka berdebat tentang rencana tidur selama menunggu Godot. Karena Godot ini tidak jelas kapan datangnya, entah hari ini entah besok. Inipun tidak jadi mereka lakukan, karena takut mereka sedang tidur ketika Godot yang ditunggu datang. Estragon ingin meninggalkan tempat itu, keduanya juga berdebat dan tidak sepakat apakah mereka menunggu di tempat yang seharusnya, ataukah memang hari ini Godot datang, bahkan mereka tidak yakin ini hari apa. Yang mereka tahu bahwa mereka harus menunggu di dekat sebuah pohon, dan memang ada pohon di dekat situ.

Dan Godot pun tak kunjung datang.

Karena frustasi, mereka berencana akan menggantung diri. Rencana ini jadi batal setelah mereka berdebat siapa yang harus mati duluan, karena mereka tidak bisa menggantung diri bersama-sama. Begitu selalu, mereka sibuk berdebat tanpa berbuat sesuatu.

Di antara debat dan pertengkaran yang seolah tak ada habisnya itu, datanglah Pozzo dan Lucky. Pada mulanya mereka menyangka Pozzo adalah Godot, dan penantian mereka akan berakhir. Tapi ternyata adalah Pozzo seorang penguasa yang jahat, dan Lucky adalah budaknya, yang selalu disiksa dan diikat dengan tali. Vladimir dan Estragon hendak menolong Lucky, tapi kemudian sibuk bertengkar mengenai apa dan bagaimana cara menolong Lucky. Ketika Pozzo berlalu dan Lucky masih terikat oleh tali, dua sahabat itu masih terus berdebat.

Penantian mereka berakhir dengan tragedi. Ketika waktu terurs berlalu, wajah dua sahabat itu makin keriput dan rambutnya memutih, Godot yang ditunggu tak kunjung tiba. Lalu ketika datang seseorang, yang lagi-lagi mereka pikir adalah Godot, ternyata orang itu adalah malaikat kematian. Hingga kematian menjemput mereka, Godot tidak pernah datang. Menunggu Godot adalah penantian yang sia-sia. Yang ditunggu tidak akan pernah datang.

"A Father's Prayer"

Tuhanku,
bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat
untuk menyadari manakala ia lemah
dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri
manakala ia takut
Manusia yang memiliki rasa bangga dan keteguhan
dalam kekalahan,
rendah hati dan jujur dalam kemenangan

Tuhanku,
bentuklah puteraku menjadi seorang yang kuat
dan mengerti bahwa mengetahui serta mengenal diri sendiri
adalah dasar dari segala ilmu yang benar

Tuhanku,
janganlah puteraku Kau bimbing pada jalan yang mudah dan lunak
Biarkan Kau bawa dia kedalam gelombang
dan desak kesulitan tantangan hidup
Bimbinglah puteraku, supaya dia mampu tegak berdiri di tengah badai
serta berwelas asih kepada mereka yang jatuh

Bentuklah puteraku
menjadi manusia berhati bening dengan cita-cita setinggi langit
Seorang manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri
sebelum bermaksud memimpin orang lain

Seorang manusia yang mampu meraih hari depan
tapi tak melupakan masa lampaunya
Dan setelah segala menjadi miliknya
semoga puteraku dilengkapi dengan hati yang ringan
untuk bergembira serta selalu bersungguh-sungguh
Namun jangan sekalikali berlebihan

Berikan kepadanya kerendahan hati,
kesederhanaan dan keagungan hakiki,
pikiran cerah dan terbuka bagi sumber kearifan
Dan kelembutan dari kekuatan yang sebenarnya
Sehingga aku orang tuanya akan berani berkata

" ...hidupku tidaklah sia-sia!"

(mei- 1952 ditulis sang Jenderal kpd putranya yang berusia 14 tahun
pada masa-masa paling sulit di awal perang Pasifik dengan judul asli "A Father's Prayer")

Douglas Mac Arthur, lahir di Little Rock Amerika 26 Januari 1880 dan wafat 5 April 1964, adalah seorang Jenderal Besar Angkatan Darat Amerika dan Field Marshall Angkatan Bersenjata Filipina.
Beliau dianggap berjasa dalam berbagai perubahan demokratis Amerika. Dan dicabut dari jabatan oleh Presiden Amerika Harry S. Truman pd April 1951 karena menentang kebijakan dalam perang Korea di muka umum.

Teknologi Bioethanol dari Singkong

Seiringdengan menipisnya cadangan energi BBM, jagung menjadi alternatif yang penting sebagai bahan baku pembuatan ethanol (bahan pencampur BBM). Karenanya, kebutuhan terhadap komoditas ini pada masa mendatang diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan.Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme
  • Gasohol º campuran bioetanol kering/absolut terdena-turasi dan bensin pada kadar alkohol s/d sekitar 22 %-volume.
  • Istilah bioetanol identik dengan bahan bakar murni. BEX º gasohol berkadar bioetanol X %-volume.
Bahan Baku
  • Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari-buah mete
  • Bahan berpati: a.l. tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), sagu, singkong/gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia.
  • Bahan berselulosa (Þ lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll. Sekarang belum ekonomis, teknologi proses yang efektif diperkirakan akan komersial pada dekade ini !
Pemanfaatan Bioetanol
  • Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending dengan premium (EXX)
  • Gasohol s/d E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin dimodifikasi).
Teknologi produksi bioethanol berikut ini diasumsikan menggunakan singkong sebagai bahan baku, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakannya biomassa yang lain, terutama molase.
Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan Pemurnian.
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.
Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula
Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik
Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.
Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:
  • Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur
  • Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim
  • Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat
  • Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti sup.
Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut:
  • Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
  • Pengaturan pH optimum enzim
  • Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
  • Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan)
2. Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.
Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.
3. Pemurnian / Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.
Adapun rangkaian peralatan proses adalah sebagai berikut:
  • Peralatan penggilingan
  • Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi
  • External Heat Exchanger
  • Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid Separators)
  • Tangki Penampung Bubur
  • Unit Fermentasi (Fermentor) dengan pengaduk serta motor
  • Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol
  • Boiler, termasuk system feed water dan softener
  • Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting

  •  

SWASEMBADA BERAS BERKELANJUTAN untuk KEMANDIRIAN PANGAN

Beras merupakan komoditas strategis berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional. Karena beras merupakan makanan pokok dan menopang kehidupan lebih dari 60% petani di Indonesia.
Sub sektor ini menyediakan bahan baku industri, serta membuka kesempatan usaha di bidang industri dan jasa di pedesaan. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan beras ada periode jangka menengah 2010-2014 diproyeksikan masih akan terus meningkat.
Peluang untuk mencapai sasaran swasembada beras ini masih cukup besar karena (1) adanya faktor pendukung modal sumberdaya alam yang belum secara optimal dimanfaatkan utamanya lahan kering dan lahan rawa yang masih dapat ditingkatkan pemanfaatannya, (2) potensi produktivitas padi yang masih dapat ditingkatkan dengan penggunaan varietas padi berpotensi produktivitas tinggi, (3) adanya komitmen pemerintah pusat dan daerah yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas padi, (4) iklim tropik yang cocok untuk budidaya tanaman padi.
Sasaran produksi padi dijabarkan berdasarkan kebutuhan beras untuk konsumsi langsung penduduk 1139,15 kg/kapita/tahun, dan konsumsi lainnya (pakan ternak/unggas, industri non makanan dan susut/tercecer), serta kebutuhan untuk stok beras nasional dan memenuhi peluang ekspor (dengan asumsi stok beras per tahun 5 juta ton). Total kebutuhan beras seluruhnya dikonversikan menjadi setara Gabah Kering Giling (GKG) dengan konversi 1/62,74% atau 1,59388.
Berdasarkan pertumbuhan produksi padi pada tahun 2005-2009 sebesar 4,22% dan pertumbuhan jumlah penduduk yang masih tinggi serta kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi, maka pertumbuhan sasaran produksi untuk lima tahun ke depan ditetapkan sebesar 3,22 persen. Sasaran produksi padi pada tahun 2010-2014 berturut-turut sebesar 66,68 juta ton, 68,80 juta ton, 71,00 juta ton, 73,30 juta ton dan 75,70 juta ton.
Sasaran produksi pada lima tahun ke depan tersebut dicapai melalui luas tanam berturut-turut 12,602 juta ha, 12,917 juta ha, 13,201 juta ha, 13,465 juta ha dan 13,667 juta hektar. Sasaran luas panen pada tahun 2010-2014 berturut-turut adalah 12,002 juta ha, 12,302 juta ha, 12,573 juta ha, 12,824 juta ha dan 13,017 juta ha, dengan tingkat produktivitas berturut-turut pada lima tahun ke depan adalah sebesar 55,56 ku/ha, 55,93 ku/ha, 56,47 ku/ha, 57,16 ku/ha dan 58,16 ku/ha.
Dengan sasaran produksi tersebut maka pada tahun 2010 akan diperoleh surplus sebesar 5,001 juta ton beras dan pada tahun 2014 akan diperoleh surplus beras sebesar 8,495 juta ton.

Percontohan Penggunaan Pupuk Organik di Kab. Lebak

Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan berkelanjutan. Berbagai keterbatasan kapasitas dan ketertinggalan kondisi wilayah yang terdapat di perdesaan, senantiasa dihadapkan pada isu disparitas regional yang bersifat makro bahwa Kabupaten Lebak adalah salah satu dari 199 Daerah Tertinggal di Indonesia, yang sekaligus merupakan daerah terluas dalam wilayah Propinsi Banten. Hal ini tentu berimplikasi terhadap kebutuhan mendasar atas ketersediaan suatu sistem perencanaan pembangunan daerah yang dapat menjamin keseimbangan antar sektor dan regional, yang berorientasi kepada pembangunan perdesaan.
Berdasarkan data BPS (2008), Perekonomian di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2004-2008 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini didorong oleh peningkatan produktivitas sektor pertanian sebagai sektor dominan dalam perekonomian di Kabupaten Lebak. Peningkatan produktivitas sektor pertanian khususnya padi sangat berkaitan dengan political will pemerintah daerah Kabupaten Lebak di sektor pertanian. Melalui berbagai upaya dan dukungan pemerintah daerah terus berupaya memacu dan meningkatkan kesejahteraan para petani yang notabene adalah mayoritas masyarakat di kabuapten Lebak.
Melalui Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, pemerintah daerah terus memaksimalkan peran para penyuluh dan petugas pertanian untuk menyebarkan informasi teknologi terbaru di bidang pertanian. Salah satu metode yang dikembangkan adalah Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) yang merupakan suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan efisiensi usahatani melalui penerapan berbagai komponen teknologi yang memiliki efek sinergestik pada tanaman dan partisipasi petani mulai dari perencanaan sampai pengembangan. Pendekatan PTT juga merupakan terobosan sistem introduksi teknologi dan diseminasi hasil pertanian secara partisipatif dari pelaku usahatani (petani, peneliti, penyuluh dan petugas instansi terkait), yang diawali dari penyiapan komponen teknologi baru, pemahaman wilayah dan petani calon penerima teknologi melalui PRA, yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi sehingga bukan merupakan paket teknologi secara umum yang harus diterapkan petani di semua lokasi.
Salah satu komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah penggunaan pupuk organic yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga penggunaan pupuk anorganik menjadi lebih efektif dan efisien.
Kebutuhan pupuk organik relatif tinggi untuk setiap hektarnya, sehingga Pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Lebak akan mengalokasikan pengembangan penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan bahan organik yang ada di lapangan yaitu bahan organik kotoran sapi dan sisa tanaman atau jerami.
Sebagai salah satu upaya meningkatnya minat petani dalam penggunaan pupuk organik di Kabupaten Lebak maka dilaksanakan Kegiatan Percontohan Penggunaan Pupuk Organik seluas 100 Hektar di Kecamatan Cibadak yaitu di Desa Tambakbaya dan Desa Bojongleles. Sebelum kegiatan percontohan penggunaan pupuk organik tersebut dilaksanakan maka penting untuk melakukan sosialisasi kepada para petani pelaksana kegiata agar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan sehingga sasaran kegiatan dapat tercapai.
Kegiatan Sosialiasi Penggunaan Pupuk Organik telah dilaksanakan pada tanggal 30 September 2010.
Sosialisasi dan uji coba penggunaan pupuk organik berlangsung dari tanggal 30 september samapai dengan 1 oktober 2010 di Desa Tambakbaya dan Desa Bojongleles Kec. Cibadak seluas 100 Ha, diikut 243 petani dan dibiayai APBD Perubahan TA 2010.
Tujuan dari ujicoba ini untuk memberikan pemahaman dan pengertian tentang manfaat dan kegunaan pupuk organik untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Karena banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari pupuk organic yaitu membantu meningkatkan unsir hara dan mikrobiologi, meningkatkan kesuburan tanah serta meningkatkan hasil panen. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian, Drs. H. Sofiyan, M.Si pada acara Kunjungan Kerja dan Halal Bihalal Bupati Lebak serta Sosialisasi dan Uji Coba Pupuk Organik di Desa Malabar Kec. Cibadak, kamis (30/9). Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya dalam sambutannya mengatakan jika penggunaan pupuk organik ini sangat tepat untuk menyiasati harga pupuk non organik yang semakin tinggi. Pupuk organik ini menggunakan kotoran ternak dengan biaya yang lebih murah sekitar 750/kg. Petani disubsidi pupuk organik oleh pemerintah daerah sebanyak 4 ton/tahun. Walaupun harga pupuk lebih muran namun hasil panen lebih meningkat dan berkualitas, harga beras organic cenderung lebih mahal di pasaran. Hal ini memungkinkan petani menjadi "petani usaha" karena peningkatan produktifitas akan membawa kesejahteraan bagi para petani. Karena sawah yang digunakan adalah sawah non irigasi maka pemkab mengupayakan dengan pompanisasi dan penggunaan traktor dengan maksimal, sampai saat ini ada 11 traktor yang bisa dipergunakan oleh para petani.
Jika ujicoba ini berhasil, kemungkinan besar akan dikembangkan di daerah alin seperti wanasalam dan warunggunung. Untuk itulah Bupati berharap agar petani dan petugas (PPL) berupaya semaksimal mungkin dan bekerjasama dengan sungguh-sungguh.
Uji coba ini juga disambut gembira oleh Camat Cibadak, Drs. Evan Sofyan, MM dan tokoh masyarakat Kec. Cibadak, Kyai Nahrawi yang menyatakan kesiapan mendukung seluruh program pembangunan pemerintah. Evan menyatakan prestasi yang diraih Bupati Lebak berupa penghargaan Innovative Government Award dari Menteri Dalam Negeri sangat tepat karena terobosan-terobosan yang dilakukan untuk mengejar ketertinggalan, contohnya ujicoba pupuk organic yang akan dilakukan. Di akhir acara Bupati menyeerahkan bantuan pompa air 3 inchi sebanyak 2 unit, chopper (pencacah jerami), alat pembuat pupuk organic (APPO) 8,5 PK, benih padi non hibrida, benih padi hibrida, dan pupuk organik.

Penjabaran Visi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak “ Menjadi Motivator Pembangunan Pertanian Bagi Pengembangan Investasi Agribisnis Yang Berwawasan Lingkungan Pada Tahun 2014”

A. PENDAHULUAN
Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, yakni melalui investasi yang didukung oleh produktivitas yang tinggi. Investasi akan memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi. Oleh karenanya, memperbaiki iklim investasi merupakan suatu tugas yang penting bagi setiap pemerintah, terutama negara-negara yang memiliki daya saing investasi yang rendah seperti Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi iklim investasi di Indonesia dinilai masih memprihatinkan.
Perbaikan iklim investasi bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat, namun seluruh lapisan pemerintahan dan masyarakat secara umum, agar perekonomian Indonesia segera pulih dari krisis yang berkepanjangan. Kebijakan desentralisasi pemerintahan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2001 telah mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk turut berperan besar dalam upaya penciptaan iklim investasi yang kondusif di daerahnya. Dengan kewenangan di-bidang pemerintahan yang telah diserahkan kepada pemerintah daerah, telah memungkinkan pemerintah daerah untuk lebih leluasa dalam menciptakan iklim investasi di daerahnya masing-masing. Proses pengambilan kebijakan pembangunan yang sebelumnya lebih banyak dikendalikan oleh pemerintah pusat, selanjutnya menjadi lebih dekat pada masyarakat di daerah. Kesiapan dan kemampuan daerah dalam berkreasi, merupakan salah satu penentu keberhasilan pembangunan di daerah termasuk dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Pelaku utama investasi adalah kalangan dunia usaha.
Dari berbagai literatur dan pendapat para pelaku usaha, faktor ekonomi, infrastruktur, politik dan kelembagaan, sosial, dan budaya diyakini merupakan beberapa factor pembentuk daya saing investasi suatu Negara atau daerah. Secara umum investasi atau penanaman modal, baik dalam bentuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun pananaman modal asing (PMA) membutuhkan adanya iklim yang sehat dan kemudahan serta kejelasan prosedur penanaman modal. Iklim investasi daerah juga dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi daerah yang bersangkutan.
Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya saing terhadap investasi salah satunya bergantung kepada kemampuan daerah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha, serta peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Hal yang juga penting untuk diperhatikan dalam upaya menarik investor, selain makroekonomi yang kondusif, juga adanya pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur dalam artian luas. Kondisi inilah yang mampu menggerakan sektor swasta untuk ikut serta dalam menggerakkan roda ekonomi.
Bagi investor, informasi mengenai potensi investasi dan iklim investasi daerah sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan lokasi untuk investasi. Tetapi hal ini tidak cukup sampai sebatas ketersediaan informasi saja. Diperlukan rangkaian upaya untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai iklim investasi di berbagai daerah, untuk membantu para investor dalam membuat keputusan lokasi investasinya.
Menyadari hal tersebut, maka Pemerintah daerah Kabupaten Lebak telah menetapkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut: “KABUPATEN LEBAK MENJADI DAERAH KONDUSIF UNTUK BERINVESTASI YANG BERORIENTASI PADA PEMBANGUNAN PERDESAAN”.
Visi ini diharapkan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi semua lapisan masyarakat, dan memiliki keunggulan untuk mewadahi kegiatan agribisnis, agroindustri, pertambangan, pariwisata dan lain sebagainya, dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup serta berorientasi sebagai daerah konservasi sumber daya air.

B. GAMBARAN SKPD DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK
Sebagai institusi lembaga pelayanan jasa kepada masyarakat petani, dinas pertanian mempunyai fungsi penyuluhan dan pelayanan sekaligus motivator pembangunan pertanian. Dengan melaksanakan fungsi-fungsi tersebut maka pengetahuan, sikap dan keterampilan petani serta pelaku agribisnis meningkat, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan investasi baik pada subsistem budidaya maupun pada subsistem penyediaan agroinput, agroindustri serta pemasaran hasil pertanian yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat petani.
Visi Dinas Pertanian Kabupaten lebak dikembangkan dari pemikiran untuk mendukung visi Pemerintah Kabupaten Lebak dimana Lebak ingin menjadi daerah yang menarik untuk berinvestasi pada tahun 2014.
Atas dasar tersebut, maka pada Renstra Tahun 2009 – 2014 disusunlah visi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagai berikut; “Menjadi motivator pembangunan pertanian bagi pengembangan investasi agribisnis yang berwawasan lingkungan pada tahun 2014”
Visi tersebut di atas maka dijabarkan dalam Misi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagai berikut ;
1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan dan penyuluhan dalam upaya pembinaan usahatani
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan/kemampuan petani melalui pembinaan pengembangan agribisnis
3. Mengembangkan sentra produksi komoditas unggulan pertanian dengan memperhatikan potensi daerah yang berwawasan lingkungan
4. Mengupayakan peningkatan mutu intensifikasi dan perluasan areal tanam untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitasnya.
5. Mengembangkan profesionalisme aparat dalam membina petani.
6. Mengembangkan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dari hasil pengkajian dan penelitian.
7. Memberdayakan sumberdaya pertanian agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi untuk kebutuhan lokal, regional dan ekspor

Dalam upaya mewujudkan visi dan pelaksanaan misi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak ditempuh dengan berbagai strategi yang merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Lebak di bidang pertanian untuk mencukupi pangan masyarakat dan meningkatkan pendapatannya sebagai berikut ;
1) Pengembangan pewilayahan komoditas unggulan buah-buahan untuk mencapai skala ekonomis yang berwawasan agribisnis
2) Pengembangan dan Pemantapan sentra produksi padi, palawija dan sayuran dengan pembinaan penerapan teknologi maju dan kaidah pengendalian hama serta penyakit secara terpadu
3) Pengembangan system perbenihan
4) Pengembangan dan Pembinaan kelembagaan petani
5) Pengembangan aparatur dan peningkatan kemampuan dan kinerja aparatur
Dalam upaya mewujudkan 5 Strategi pengembangan pertanian di Kabupaten Lebak dilaksanakan melalui beberapa program, yaitu :
- Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
- Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian
- Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
- Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
- Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Daerah

Program – program tersebut di atas merupakan kegiatan yang mendorong petani agar berusaha sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi yang mengutamakan efisiensi dan kualitas. Program – program ini dapat dijadikan sarana untuk pencapaian kondisi ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga dalam jumlah cukup dan mutu yang baik dari waktu kewaktu untuk dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Program ini merupakan aktivitas pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah dengan fokus kegiatan bertumpu pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Program ini pada dasarnya merupakan kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi usahatani dan rehabilitasi lahan pertanian untuk mewujudkan pertanian yang maju, efektif dan efisien.
Keadaan Penduduk Kabupaten Lebak berjumlah 1.219.033 jiwa, terdiri dari 240.582 keluarga (KK) dan sebanyak 127.389 KK diantaranya adalah Kepala Keluarga tani. Luas wilayah Kabupaten Lebak ada 3.044,72 Km2 dan merupakan Kabupaten terluas di Provinsi Banten. Dengan Potensi sumberdaya lahan pertanian yang dimiliki Kabupaten Lebak seluas 304.472 hektar, yang terdiri dari lahan sawah 7.760,2 hektar dan lahan darat seluas 256.711,8 hektar.
Untuk Tanaman pangan khususnya padi, Capaian produktivitas padi sawah sampai bulan September 2010 mencapai 56.90 Kw/ha dan produksinya mencapai 496,244 ton GKP atau mencapai 112.18 % lebih dari sasaran produksi yang ditetapkan pada tahun 2010 sebesar 442,374 ton. Sedangkan untuk padi ladang/huma produktivitasnya hanya mencapai 26.43 Kw/ha dan produksinya mencapai 31.901 ton atau 92.48 % dari sasaran yang ditetapkan. Secara kseluruhan produksi padi (Padi sawah + Padi Gogo) tahun 2010 di Kabupaten Lebak sampai bulan September 2010 sebesar 528,145 ton GKP.
Dilihat dari aspek ketersediaan pangan produksi gabah sebesar 528,145 ton GKP, dikonversi Beras dengan konversi 55 % maka akan menjadi 290,480 ton Beras.
Jumlah penduduk Kabupaten Lebak pada tahun 2010 ada 1.219.033 jiwa dengan konsumsi beras rata-rata/capita/tahun 134 kg, maka kebutuhan akan konsumsi beras tahun 2010 adalah 163.350 ton Beras, sedangkan ketersediaan beras ada 290,480 ton , maka terdapat surplus sebesar 205,341 ton kg. Surplus tersebut ini akan cukup untuk persediaan pangan (beras) penduduk Kabupaten Lebak untuk persediaan selama 15 bulan (sampai Bulan Juni 2011).
Apabila mengacu kepada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2009, bahwa akuntabilitas kinerja instansi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak tahun 2009 diperoleh nilai yang hampir merata ada pada antara 85 – 100 dengan katagori sangat berhail. Secara keseluruhan nilai kinerja kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak tahun 2009 sebanyak 15 kegiatan nilai akuntabilitas kinerjanya mencapai rata-rata nilai 92,81 atau termasuk dalam katagori 85 – 100 dengan katagori sangat berhasil. Hal tersebut terlihat pada pencapaian indikator kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, dan misi serta visi sebagaimana ditetapkan dalam rencana kinerja dan rencana stratejik.

C. INVESTOR YANG TELAH MASUK DI BIDANG PERTANIAN
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak, dalam hal ini Dinas Pertanian kabupaten Lebak terus berupaya melakukan terobosan program melalui peningkatan dan pengembangan ekonomi produktif yang berbasis potensi sumberdaya lokal guna menyerap tenaga kerja dan sekaligus menghasilkan produk yang bernilai ekonomis. Dalam konteks ini pengembangan usahatani yang berorientasi agribisnis merupakan alternatif terpilih untuk dilaksanakan di Kabupaten Lebak, mengingat masih tersedia potensi lahan yang cukup luas untuk pengembangan usaha pertanian, khususnya untuk pengembangan usaha tani ubikayu.
Berdasarkan karakteristik tanamannya, ubi kayu merupakan salah satu tanaman palawija yang memenuhi persyaratan teknis, sosial dan ekonomis untuk dikembangkan di Kabupaten Lebak. Potensi lahan cukup luas, mudah dibudidayakan dan sebagian besar petani telah biasa melaksanakan budidaya komoditas ini
Pertanaman ubi kayu di Kabupaten Lebak selama lima tahun terakhir berfluktuasi dan tidak mengalami peningkatan yang significant. Beberapa permasalahan utama tidak berkembangnya usahatani ubi kayu di Kabupaten Lebak antara lain adalah tidak adanya jaminan pasar, rendahnya produksi dan provitas karena penterapan teknologi produksi belum sesuai anjuran, permodalan petani terbatas dan pengelolaan usaha tidak efisien.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan upaya-upaya yang komprehensif yang menyangkut aspek tekonologi produksi, aspek permodalan dan pemasaran dan aspek efisiensi pengelolaan usahatani agar usahatani komoditas ubi kayu berkembang dan memberikan keuntungan bagi masyarakat tani di Kabupaten Lebak.
Sebagai langkah awal pengembangan usahatani ubi kayu berorientasi agribisnis pada tahun 2009 dilaksanakan percontohan seluas 75 ha di Kecamatan Cileles yang berfungsi selain sebagai kebun produksi, percontohan dan pengkajian, juga sebagai kebun bibit untuk pengembangan pada tahun mendatang.
Upaya – upaya untuk menarik minat investor dan menumbuhkan kemitraan antara petani dengan para stake holder terus dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Lebak. Minat Investor untuk memanfaatkan lahan di Kabupaten Lebak dalam rangka pengembangan ubikayu sangat tinggi. Diantaranya sebagai adalah :
1. Koperasi sungai Budi yang bekerjasama dengan PT. Candipura merupakan Koperasi perusahaan PT. Bumi Acid Jaya (Sungai Budi Group) yang beralamat di Jl. Ikan Kakap No. 9 – 12 Bandar Lampung Telp. (62-721) 486 122. Luas areal pertanaman ubikayu yang direncanakan sebagai tahap awal seluas 500 Ha dan terus ditingkatkan luasannya secara bertahap. Lokasi kebun ubikayu di Desa Sukarame Kecamatan Sajira, luas tanam sampai saat ini (September 2011) 100 hektar dari sasaran 500 hektar.
2. PT. Joy Cassava Kingdom bekerja sama dengan TNI AD menanam ubikayu varietas Darul Hidayah seluas 150 hektar di Desa Cipining kecamatan Curugbitung.
3. PT. Sejong Bio Indonesia yang beralamat di Jl. Bukit Bukit Gading raya Kelapa gading Jakarta Utara Indonesia menanam ubikayu varietas Darul Hidayah di Kecamatan maja seluas 600 hektar.

D. PENUTUP
Pada tahun 2006 kita telah membuktikan melalui diterimanya PENGHARGAAN KPPOD-UNDP (3 BESAR NASIONAL UNTUK DAERAH KONDUSIF BERINVESTASI 2006) sebagai daerah yang kondusif untuk berinvestasi.
Menurut riset yang dilakukan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi daya saing investasi daerah (1). Kelembagaan, (2). Keamanan Politik dan Sosial Budaya, (3). Ekonomi Daerah, (4). Tenaga Kerja. Kelima variable tersebut merupakan satu kesatuan yang harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah daerah termasuk pemerintah daerah kabupaten Lebak apabila ingin mempunyai daya saing investasi.
Apa yang sudah dan sedang dilakukan oleh pemerintah daerah termasuk apa yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lebak melalui visi, misi dan program program yang dilaksanakan adalah dalam rangka itu semua.
Dibutuhkan kerja keras dari semua pihak apa bila visi (mimpi) yang kita cita – citakan ingin terwujud. Maka sesungguhnya siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil.