Berdasarkan data BPS (2008), Perekonomian di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2004-2008 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini didorong oleh peningkatan produktivitas sektor pertanian sebagai sektor dominan dalam perekonomian di Kabupaten Lebak. Peningkatan produktivitas sektor pertanian khususnya padi sangat berkaitan dengan political will pemerintah daerah Kabupaten Lebak di sektor pertanian. Melalui berbagai upaya dan dukungan pemerintah daerah terus berupaya memacu dan meningkatkan kesejahteraan para petani yang notabene adalah mayoritas masyarakat di kabuapten Lebak.
Melalui Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, pemerintah daerah terus memaksimalkan peran para penyuluh dan petugas pertanian untuk menyebarkan informasi teknologi terbaru di bidang pertanian. Salah satu metode yang dikembangkan adalah Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) yang merupakan suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan efisiensi usahatani melalui penerapan berbagai komponen teknologi yang memiliki efek sinergestik pada tanaman dan partisipasi petani mulai dari perencanaan sampai pengembangan. Pendekatan PTT juga merupakan terobosan sistem introduksi teknologi dan diseminasi hasil pertanian secara partisipatif dari pelaku usahatani (petani, peneliti, penyuluh dan petugas instansi terkait), yang diawali dari penyiapan komponen teknologi baru, pemahaman wilayah dan petani calon penerima teknologi melalui PRA, yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi sehingga bukan merupakan paket teknologi secara umum yang harus diterapkan petani di semua lokasi.
Salah satu komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah penggunaan pupuk organic yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga penggunaan pupuk anorganik menjadi lebih efektif dan efisien.
Kebutuhan pupuk organik relatif tinggi untuk setiap hektarnya, sehingga Pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Lebak akan mengalokasikan pengembangan penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan bahan organik yang ada di lapangan yaitu bahan organik kotoran sapi dan sisa tanaman atau jerami.
Sebagai salah satu upaya meningkatnya minat petani dalam penggunaan pupuk organik di Kabupaten Lebak maka dilaksanakan Kegiatan Percontohan Penggunaan Pupuk Organik seluas 100 Hektar di Kecamatan Cibadak yaitu di Desa Tambakbaya dan Desa Bojongleles. Sebelum kegiatan percontohan penggunaan pupuk organik tersebut dilaksanakan maka penting untuk melakukan sosialisasi kepada para petani pelaksana kegiata agar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan sehingga sasaran kegiatan dapat tercapai.
Kegiatan Sosialiasi Penggunaan Pupuk Organik telah dilaksanakan pada tanggal 30 September 2010.
Sosialisasi dan uji coba penggunaan pupuk organik berlangsung dari tanggal 30 september samapai dengan 1 oktober 2010 di Desa Tambakbaya dan Desa Bojongleles Kec. Cibadak seluas 100 Ha, diikut 243 petani dan dibiayai APBD Perubahan TA 2010.
Tujuan dari ujicoba ini untuk memberikan pemahaman dan pengertian tentang manfaat dan kegunaan pupuk organik untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Karena banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari pupuk organic yaitu membantu meningkatkan unsir hara dan mikrobiologi, meningkatkan kesuburan tanah serta meningkatkan hasil panen. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian, Drs. H. Sofiyan, M.Si pada acara Kunjungan Kerja dan Halal Bihalal Bupati Lebak serta Sosialisasi dan Uji Coba Pupuk Organik di Desa Malabar Kec. Cibadak, kamis (30/9). Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya dalam sambutannya mengatakan jika penggunaan pupuk organik ini sangat tepat untuk menyiasati harga pupuk non organik yang semakin tinggi. Pupuk organik ini menggunakan kotoran ternak dengan biaya yang lebih murah sekitar 750/kg. Petani disubsidi pupuk organik oleh pemerintah daerah sebanyak 4 ton/tahun. Walaupun harga pupuk lebih muran namun hasil panen lebih meningkat dan berkualitas, harga beras organic cenderung lebih mahal di pasaran. Hal ini memungkinkan petani menjadi "petani usaha" karena peningkatan produktifitas akan membawa kesejahteraan bagi para petani. Karena sawah yang digunakan adalah sawah non irigasi maka pemkab mengupayakan dengan pompanisasi dan penggunaan traktor dengan maksimal, sampai saat ini ada 11 traktor yang bisa dipergunakan oleh para petani.
Jika ujicoba ini berhasil, kemungkinan besar akan dikembangkan di daerah alin seperti wanasalam dan warunggunung. Untuk itulah Bupati berharap agar petani dan petugas (PPL) berupaya semaksimal mungkin dan bekerjasama dengan sungguh-sungguh.
Uji coba ini juga disambut gembira oleh Camat Cibadak, Drs. Evan Sofyan, MM dan tokoh masyarakat Kec. Cibadak, Kyai Nahrawi yang menyatakan kesiapan mendukung seluruh program pembangunan pemerintah. Evan menyatakan prestasi yang diraih Bupati Lebak berupa penghargaan Innovative Government Award dari Menteri Dalam Negeri sangat tepat karena terobosan-terobosan yang dilakukan untuk mengejar ketertinggalan, contohnya ujicoba pupuk organic yang akan dilakukan. Di akhir acara Bupati menyeerahkan bantuan pompa air 3 inchi sebanyak 2 unit, chopper (pencacah jerami), alat pembuat pupuk organic (APPO) 8,5 PK, benih padi non hibrida, benih padi hibrida, dan pupuk organik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar